ALBUM REVIEW: 200 STAB WOUNDS – MANUAL MANIC PROCEDURES

`200 STAB WOUNDS ‘Manual Manic Procedures’ ALBUM REVIEW

Metal Blade Records, June 28th, 2024

Death metal

200 STAB WOUNDS bukanlah salah satu band death metal yang saya tungguin albumnya tahun ini, pasalnya EP ‘Piles of Festering Decomposition’ dan debut album ‘Slave to the Scalpel’ kurang berhasil bikin saya tertarik, materinya okeh sih dan masih sangat listenable, tetapi sound mereka masih kurang berkarakter, sekaligus kurang nendang dari segi produksi bagi saya pribadi (versi live yang direkam hate5six malah jauh lebih nampol). 200 STAB WOUNDS dibentuk di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat tahun 2019 silam oleh dua orang mantan personil CRINGE/SUBTYPE ZERO, Steve Buhl dan Lance Buckley, keduanya turut didukung oleh Ezra Cook (ex-HOMEWRECKER) dan drummer Owen Pooley. Konsep death metal yang diusung oleh grup ini bisa dibilang banyak terinspirasi CANNIBAL CORPSE baik era Chris Barnes atau Corpsegrinder, namun 200 STAB WOUNDS juga banyak terinspirasi band brutal death metal layaknya SUFFOCATION, DYING FETUS, hingga SKINLESS, yang membuat banyak slam riffs/stomp riff yang groovy banyak berceceran ditiap-tiap lagunya. Saya baru benar-benar kepincut dengan kwartet ini ketika “Hands of Eternity” mencuat kepermukaan sebagai single pertama LP kedua ‘Manual Manic Procedures’, produksi modern ternyata lebih cocok buat mereka, belum lagi komposisi teranyar 200 STAB WOUNDS sudah mulai disusupi CARCASS era ‘Necroticism’, yang membuat musiknya lebih menarik untuk disimak.

Setelah pembuka impresif (“Hands of Eternity”), 200 STAB WOUNDS langsung menendang bokong para pendengar via “Gross Abuse”, dengan groove lumayan berengsek, yang dijamin bisa bikin kepala ngangguk-ngangguk sendiri tanpa sadar, title track “Manual Manic Procedures” juga tak mau kalah dari segi aransemen, meski agak dibayang-bayangi kedigdayaan lagu sebelumnya dan nomor berikutnya “Release the Stench”, yang dipenuhi riffing cukup gurih dari awal sampe akhir. Buat refreshing sejekan Steve Buhl, Ezra Cook, Owen Pooley, dan gitaris baru Raymond Macdonald, mempersembahkan sebuah trek instrumental, “Led to the Chamber / Liquified”, dengan shredding gila segala, yang bikin teringat CARCASS era post reuni, yang dilanjutkan dengan lagu sedikit nge-thrash “Flesh from Within”, sebelum balik lagi lagi melting your face dengan “Defiled Gestation”. Dalam dua track terakhir 200 STAB WOUNDS masih tetap nonjok pelipis, pertama dengan “Ride the Flatline” (featuring Jami Morgan CODE ORANGE), yang cukup intens dan dipenuhi groove super crunchy tentunya, lalu sebagai serangan pamungkas, “Parricide”, mampu dengan sangat paripurna menutup babak terbaru 200 STAB WOUNDS, dengan racikan yang menggabungkan semua sound inti berserta segala influence mereka dengan ciamik. Meskipun tidak menghandirkan sesuatu yang inovatif dan out-of-the-box, sekaligus masih terdengar terlalu jelas pengaruh para leluhur mereka di tiap-tiap lagu, ‘Manual Manic Procedures’ masih tetap pantas disebut sebagai salah satu rilisan death metal metal terbaik tahun ini, walau hanya berdurasi kurang dari 30 menit, band ini mampu melontarkan sembilan nomor metal kematian yang beragam sekaligus catchy as fukk, sebuah album yang dapat dinikmati tanpa banyak mikir, dan sudah pasti seandainya dibawain live, kesembilan lagu dalam full-length kedua 200 STAB WOUNDS ini dijamin bakal membakar setiap lantai moshpit yang disatroni. (Peanhead)

8.8 out of 10