ALBUM REVIEW: DREAM UNENDING – SONG OF SALVATION

DREAM UNENDING ‘Song of Salvation’ ALBUM REVIEW

20 Buck Spin, November 11th, 2022

Death/doom

Setelah membubarkan MAGIC CIRCLE pada tahun 2020 lalu, Justin DeTore terbukti semakin produktif dua tahun terakhir, selain meluncurkan album comeback sangat impresif bareng SUMERLANDS, dimana grup tersebut turut menggaet mantan rekan satu timnya di MAGIC CIRCLE, Brendan Radigan, sebagai vokalis, ia juga mengisi drum rilisan teranyar VESTAL CLARET, SOLEMN LAMENT, dan mengaktifkan kembali INNUMERABLE FORMS. Namun selain SUMERLANDS, proyekan Justin DeTore lain yang bener-bener saya pantengi adalah DREAM UNENDING, duo death/doom yang diformasikan bersama Derrick Vella (TOMB MOLD), debut album mereka ‘Tide Turns Eternal’, merupakan salah satu surprise hit tahun 2021, lewat ramuan atmospheric death/doom ala ANATHEMA dan EVOKEN dengan tekstur sound yang terinspirasi THE CURE, PINK FLOYD, THIS MORTAL COIL, hingga COCTEAU TWINS yang menghipnotis.  Meski sejak 2019 rilisan death/doom sangat banjir banget, namun, karena kombinasi sound yang disajikan DREAM UNENDING lumayan fresh, membuat ‘Tide Turns Eternal’ mampu stand out ditengah gempuran para pengikut ajaran funeral doom atau peaceville three + 1.

Walaupun belum genap 12 bulan pasca diluncurkannya debut album ‘Tide Turns Eternal’, DREAM UNENDING udah nongol lagi aja dengan album penuh kedua mereka pada 11 November 2022, yang lagi-lagi dirilis via 20 Buck Spin, dengan gambar sampul sangat eye-catching karya Benjamin A. Vierling. Bertajuk ‘Song of Salvation’, album yang masih dikerjakan bareng Arthur Rizk ini, jelas mengusung konsep yang berbeda dari sebelumnya, kalau dalam ‘Tide Turns Eternal’ lagu yang diatas 10 menitnya hanya title track semata wayang, sedangkan album ini dibuka dengan titular track berdurasi 14 menit, yang slow burn tapi penuh progresi yang bikin gak bosen dengan pay off yang sangat memuaskan, lagu kolosal tersebut lalu dilanjutkan dengan ‘Secret Grief’, sebuah trek transisional yang lumayah lah, yang turut diisi juga dengan clean vocal di bagian awal dari the one and only Phil Swanson, sebelum sesi pertama ditutup dengan sebuah intermisi hampir 3 menit, berjudul ‘Murmur of Voices’. Babak kedua dimulai dengan “Unrequited”, sebuah lagu instrumental yang pada awalnya ogut kurang nyambung, tapi setelah diputer berkali-kali, lagu ini justru menjadi salah satu yang paling stand out dari album kedua DREAM UNENDING ini, ‘Song of Salvation’ lalu diakhiri dengan ‘Ecstatic Reign’, yang turut mengundang McKenna Rae (PHANTOM DIVINE, SŌLBORN), Max Klebanoff (TOMB MOLD), dan Richard Poe sebagai narator, mampu menutup ‘Song of Salvation’ secara konklusif sekaligus satisfying, punya vibe early SWALLOW THE SUN. Secara keseluruhan full-length nomor dua dari DREAM UNENDING ini, mungkin tidak sekohesif atau sekomplit ‘Tide Turns Eternal’, malah menurut ogut ‘Song of Salvation’ justru terdengar seperti sebuah ­­­one-song-EP berdurasi 43 menit, lebih baiknya didengarkan secara borongan sekaligus, tanpa jeda ataupun diketeng. Masih dibawah ‘Tide Turns Eternal’ dari segi kualitas dan memorability ya jelas!, tapi output kedua dari Justin DeTore dan Derrick Vella ini masih sangat worth it lah buat didengerkan dan koleksi, yang penting pendengar gak berekspektasi banyak. (Peanhead)

8.1 out of 10