ALBUM REVIEW: DREAMLESS VEIL – EVERY LIMB OF THE FLOOD

DREAMLESS VEIL ‘Every Limb of the Flood’ ALBUM REVIEW

Relaspe Records. September 20th, 2024

Black metal

Pada tanggal 6 Agustus 2024 kemarin, Relapse Records mengumumkan bahwa label yang bermarkas di Upper Darby, Pennsylvania, Amerika Serikat itu berhasil menggaet DREAMLESS VEIL, band yang baru dibentuk beberapa tahun kebelakang oleh nama-nama yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang melek scene extreme metal sepuluh tahun terakhir. Dimotori oleh Mike Paparo (INTER ARMA/ARTIFICIAL BRAIN/ex-BASTARD SAPLING) dan Dan Gargiulo (ARTIFICIAL BRAIN/ex-REVOCATION/SPITE), serta turut dibantu oleh Dave Haley, drummer berkebangsaan Australia yang sudah malang-melintang di dunia permetalan sejak lama bersama band-band ngeri macam PSYCROPTIC, ABRAMELIN, THE AMENTA, WEREWOLVES, hingga RUINS. Karena nama-nama di belakangnya memang sudah mapan di grup utamanya masing-masing, banyak yang melabeli DREAMLESS VEIL sebagai supergrup. Padahal, menurut saya, proyek yang mulai dijalankan saat masa isolasi mandiri global ini lebih pantas disebut proyek sampingan, mengingat Mike dan Dan sudah satu band di ARTIFICIAL BRAIN sejak tahun lalu, pasca keluarnya Will Smith karena masalah personal pada tahun 2021 lalu.

Meskipun promo nya selalu pakai tagline “blackened extreme metal” atau “blackened extreme metal”, tetapi menurut saya DREAMLESS VEIL lebih condong ke wilayah 90’s black metal zona skandinavia, dengan sedikit sentuhan disonansi ala DEATHSPELL OMEGA dan post-black metal macam WOLVES IN THE THRONE ROOM, unsur death metal-nya jelas ada, karena duo ini banyak mengacu ke Swedish black metal layakanya DISSECTION, DAWN, SACRAMENTUM, NECROPHOBIC, hingga UNANIMATED, yang kesemuanya punya pengaruh death metal cukup kuat, kalau dibandigkan jebolan Norwegia ataupu Finlandia. ‘Every Limb of the Flood’ dibuka dengan nomor rada lambat dan dipenuhi riffing non konvensional, yang pelan tapi pasti makin terjerumus ke ranah post-black, tapi sebagai lagu pertama “Dim Golden Rave” tergolong nanggung, dengan fade out mendadak banget, yang bikin alur ke lagu berikutnya kurang dapet. Untunglah trek kedua “A Generation of Eyes” bener-bener ciamik yang terdengar seperti hibrida antara melodic black 90’an dengan atmospheric black metal 2015 kebawah, sedangkan “Saturnism” merupakan sebuah nomor BM standard yang cukup ok (walau tergolong generik), dan “The Stirring of Flies” punya beberapa bagian yang brilian, tapi lagi-lagi fade-out ending-nya bikin rancu.

Sisa empat lagu lainnya masih oke lah, walaupun diluar title track “Every Limb of the Flood” dan “Glossolalia”, tak begitu terlalu spesial alias sedikit “mid” saja, tapi karena produksinya enak banget, jadi track yang tergolong biasa-biasa aja pun jadi enjoyable, dimana recording dan mixing dipegang langsung oleh Dan Gargiulo, dengan mastering di handle Colin Marston (GORGUTS, KRALLICE, DYSRHYTHMIA, BEHOLD THE ARCTOPUS), yang sudah terbiasa banget menangani musik-musik yang seperti dibawakan oleh DREAMLESS VEIL. Meskipun sudah sangat familiar banget dengan band-band lain para member­-nya, jujur ogut gak terlalu berekspektasi dengan DREAMLESS VEIL, malah promo dan review yang beredar di dunia maya awalnya bikin saya cukup males nyoba dengerin, maklum lah sudah jenuh dengan embel-embel blackened ataupun kata-kata dissonant yang sekarang lagi terlalu membanjiri kancah extreme metal, tapi justru gara-gara gak ada ekspektasi, DREAMLESS VEIL berhasil menarik saya kedalam pusaran debut album mereka kalau, dibilang 10/10 ataupun masterpiece sih sangat tidak pantas ya, tapi DREAMLESS VEIL setidaknya mampu meracik 6 lagu (dari 10) black metal yang cukup memorable sekaligus banyak disisipi momen-momen fantastis, yang bisa mendongkrak ‘Every Limb of the Flood’, sedikit diatas rata-rata rilisan black metal tahun 2024 ini. (Peanhead)

8.5 out of 10