16 album favorit kami sepanjang tahun 2015, disusun secara acak dan tidak ber-peringkat, sebenarnya masih banyak lagi, tapi dibawah inilah yang banyak menginspirasi.
Ghost – Meliora
Band Heavy metal komersil asal swedia ini kembali dengan album yang masih segar dan menggelegar, kemisteriusan mereka tidak hanya diperlihatkan dari penampilan dan dandanan saja, tapi musik mereka pun mendeklarasikan itu. Meliora kembali menggoda pendengar dengan lirik-lirik yang menyadarkan manusia bahwa setan memang patut untuk dipuja. Meliora memiliki jajaran lagu yang sedikit berbeda dengan album-album Ghost sebelumnya, beberapa distorsi meredam di beberapa lagu, suara-suara melodius ala teater megah makin di tonjolkan, akan tetapi Meliora membuktikan bahwa Ghost seakan tidak pernah kehabisan akan rif-rif gitar hebat dan catchy. (vd)
Steve Von Till – A Life Unto Itself
THE TRIBES!!!! (dinar)
Baroness – Purple
Meskipun denngan formasi yang baru, album Purple tetap menyirikan kalo ini BAroness. Album yang dirilis pada akhir Desember ini mengingatkan ketika pertama akali mengenal Baroness lewat Red Album-nya. (manno)
Tame Impala – Currents
Tidak seperti album-album mereka sebelumnya, Currents mengukuhkan bahwa Tame Impala ingin dianggap pembangkit kembali Psychedelic Rock di Australia. Terdengar jelas bahwa kesedihan dan kegelapan Kevin Parker dituangkan dalam album ini, Currents terdengar sangat personal. (vd)
Rollfast – LANES OIL, DREAM IS PRY
Tahun 2015 Rollfast band asal Bali merilis debut album Lanes Oil Dream Is Pry. Debut album mereka ini sukses menarik perhatian karena sangat jarang band dari Bali yang mengusung musik rock/psychedelic. Lagu dan lirik yang bagus dan packaging album yang matang membuat album ini layak menjadi salah satu album terbaik di tahun 2015. (manno)
Monolord – Vænir
Cukup dengan 6 lagu saja, mereka dapat menghancurkan siapapun yang mendengarkan album ini. Heaviest album of 2015! (dinar)
Efek Rumah Kaca – Sinestesia
Tanggal 18 Desember 2015, tanpa ada aba-aba terlebih dahulu, Efek Rumah Kaca merilis album baru bertajuk Sinestesia. Di album baru ini terdapat 6 track dengan judul warna semua, durasi yang panjang ternyata satu warna (judul) ada yang merupakan penyatuan dari dua lagu. Musiknya bisa dibilang lebih ribet dengan perpindahan yang tidak terduga tetapi sangat enak didengar. Lirik tetap ciri khas Efek Rumah Kaca, semua bahasa Indonesia dan tentunya sangat bagus. (manno)
Black Breath – Slaves Beyond Death
Mereka memberikan sesuatu yang baru di musik mereka, seperti ingin memperkenalkan kembali siapa mereka dan kepada siapa mereka berkiblat, pengaruh Death Metal macam Entombed dan Dismember sangat kental di album ini, Slaves Beyond Death jelas berbeda dengan album-album Black Breath sebelumnya, aroma hardcore/punk nya seakan mulai ditinggalkan, akan tetapi ini album yang geber tanpa basa-basi. (vd)
Kelompok Penerbang Roket – Teriakan Bocah
Sebenernya di tahun 2015 trio Kelompok Penerbang roket ngerilis 2 album yang satu Haai yang berisikan lagu daur ulang dari band legendaris Indonesia Panbers yang dibagi gratis lewat majalah Rolling Stone Indonesia dan satu lagi Teriakan Bocah yang merupakan hasil karya mereka sendiri. Mereka sukses menjadi pembawa angin segar di permusikan Indonesia dengan membawa kembali nuansa rock Indonesia pada era tahun 70an. (manno)
Sumac – The Deal
Berbagai improvisasi Nick Yacyshyn membuat album ini tidak bosan untuk didengarkan berkali-kali. Tight as fuck! (dinar)
Godspeed You! Black Emperor – Asunder, Sweet and Other Distress
Crescendos yang megah dan perkasa pada setiap lagunya memberikan formula fantasi yang epik. (dinar)
Tribulation – The Children of the Night
Sesuai nama Albumnya, lagu-lagu di album ini begitu mencekam, suara-suara gitar yang melodius namun kotor disaat bersamaan, vokal black metal yang sangat kental membuat album ini terdengar lebih mengerikan. (vd)
Corrections House – Know How to Carry a Whip
Scott Kelly, Mike IX Williams, Bruce Lamont, Sanford Parker = PERFECTION! (dinar)
Ilsa – The Felon’s Claw
Berat, sangat berat sehingga distorsi pun bergema menjadi dengungan yang berulang-ulang. Mungkin tidak banyak perubahan besar di segi sound Ilsa, namun mereka memiliki karakter sendiri dalam membuat lagu. Di album ini terdengar mereka makin mahir memainkan nada-nada yang mematikan, sebuah perjalanan yang gelap dan menakutkan menuju kehancuran. (vd)
Sunn O))) – Kannon
Di penghujung tahun 2015 ini Sunn O))) terdengar ingin mengajak pendengar untuk kembali kepada Sunn O))) sebelum “Monoliths and Dimensions”. O’Malley dan Anderson mungkin membuat Kannon akan lebih mudah dimengerti, dengan menegaskan bunyi-bunyian dasar katakanlah musik experimental dari Sunn O)). Berat dan lambat adalah daya tarik terbesar mereka, baik dari segi suara atau noise yang ditimbulkan, mereka mendalami Kannon layaknya meditasi yang sesekali diiringi bisikan sumpah serapah dari Attila Csihar. 33 menit yang mengerikan, mengisyratkan kedalaman tersembunyi di dalam jubah dan kemisteriusan mereka. (vd)
Goatsnake – Black Age Blues
Setelah hampir 15 tahun tidak mengeluarkan album bahkan single, Black Age Blues datang dengan sangat menggembirakan, terharu!. Benang merah semangat Goatsnake masih digulung rapih didalam hati dan jiwa mereka. Yes, dalam album ini Goatsnake dengan lantang memperdendangkan bahwa Black Age Blues lebih baik dibandingkan “13” Milik Black Sabbath. (vd)