Setelah Yogyakarta, giliran Bandung yang menjadi kota terakhir dalam gelaran Maternal Disaster Eyehategod Indonesia Tour 2019. Bertempat di Auditorium IFI Bandung, gigs Eyehategod kemarin menjadi gigs ketiga dari Maternal dengan tiket yang terjual habis. Ketika tiket mulai dijual presale di Flagship Maternal Disaster Bandung hanya beberapa jam saja langsung habis. Hal itu juga terjadi ketika hari H penjualan tiket on the spot mulai dibuka jam 17.00 dan jam 19.00 tiketpun sudah terjual habis.
Eyehategod Indonesia Tour edisi Bandung dibuka oleh penampilan band hardcore asal Depok, World Domination. Band yang akan merilis album baru ini sukses menyuguhkan musik yang cepat dengan sound yang sangat bagus. Lalu setelah World Domination ada Massakre band Death Metal asal Jakarta yang berhasil menghilangkan rasa penasaran beberapa penonton yang hadir pada malam itu. Karena Massakre emang jarang juga manggung di Bandung. Trio green core Rajasinga menjadi penampil ketiga, Bandung juga menjadi kota terakhir mini tour Meribut 2019. Ada suguhan spesial dari Rajasinga di Bandung, Morg mengajak Sayiba dari Kelelawar Malam dan Pellor dari Detention untuk bersama-sama menyanyikan lagu Rajagnaruk.
Setelah abang-abang singa bikin seisi auditorium IFI Meribut, tiba giliran band sludge asal Bandung, SSSLOTHHH. Sekarang SSSLOTHHH Udah tidak bisa dibilang trio lagi, soalnya mereka sekarang resmi ber-empat dengan tambahan Angga pada posisi gitar. Pada malam itu Dinar dkk sedikit ngaasih bocoran lagu yang akan ada di album terbaru mereka bertajuk “Celestial Verses” akan dirilis oleh Disaster Records. Terakhir ada penampilan dari Eyehategod, sama seperti di dua kota sebelumnya, Mike membuka set-nya dengan lagu New Orleans Is The New Vietnam. Langsung disambut riuh, kayaknya emang lagu satu ini menjadi anthem bagi beberapa penggemar band asal New Orleans ini. Auditorium IFI yang penuh sesak dan panas tidak menyurutkan antusiasme para penonton dan Eyehategod pun meski sudah tidak bisa dibilang muda energi mereka masih tidak kendur meski set mereka lebih dari satu jam.
Photos: Burhan Amaludin