Pada awal tahun 2019 mendapat kabar bahwa salah satu band legenda asal New Orleans, Eyehategod akan melaksanakan SE Asia tour. Mendapat kabar baik seperti itu langsung saja mencari info ke teman di Malaysia dan Singapura akhirnya dapat kontak manager sekaligus booking agen-nya. Sempet kontak-kontak-an berbalas email dan mendapat tanggal untuk membawa Eyehategod ke Bandung, tetapi pada waktu itu kedapetan tanggal yang jatuh pada hari Selasa. Di Bandung sendiri sangat susah venue bila menyelenggarakan sebuah konser di hari biasa. Akhirnya ditawari untuk membawa Eyehategod ke Indonesia pada bulan November. Karena pada bulan November mereka kebetulan akan melaksanakan tour di Jepang dan New Zealand. Ketika manager-nya menawarkan tanggal yang kosong untuk Eyehategod ternyata banyak yang kosong. Tanggung kenapa nggak dibuat tour aja sekalian.
Penantian hampir setahun pun terbayar sudah ketika melihat Mike, Gary, Aaron dan Paul beserta Zac (manager) muncul di pintu kedatangan terminal internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Eyehategod di tour ini tidak membawa Jim Bower karena katanya dia baru saja menjalani operasi otot pada bagian tangan kanannya. Sebelum Bali, Eyehategod terlebih dahulu manggung di Surabya. Setelah Surabaya balik lagi ke Bali untuk menjalani Indonesia Tour yang digagas oleh Maternal Disaster.
Gimme Shelter, pada hari Kamis (21/11) menjadi venue pertama yang disinggahi oleh Eyehategod di rangkaian Maternal Disaster EHG Indonesia Tour 2019. Jam 20.30 acara dibuka oleh penampilan gahar dengan sound gitar yang “kotor” dari duo sludge/doom asal Bali, Cyclops. Berikutnya ada Rollfast yang tampil sangat enerjik dengan set panggung yang berbeda dari sebelumnya, kali ini Rollfast terlihat lebih ber-eksperimen dengan bebunyian yang sebelumnya tidak muncul di lagu – lagu mereka sebelumnya. Pada hari sebelumnya Agha dkk telah merilis dua singles terbaru mereka dan singles terbaru mereka dibawakan secara live pada malam itu. Setelah Rollfast, giliran Rajasinga yang membuat panas Gimme Shelter. Meskipun tampil tanpa Biman yang diganti oleh Ateng, trio “green core” ini tetap tampil dengan sangat “kurang ajar”. Rajasinga juga sedang menjalani ibadah tour yang bertajuk “Meribut Jawa Bali Tour 2019” untuk merayakan rilisnya album Meribut.
Dikarenakan ada sedikit kesalahan teknis dan membuat acara sedikit telat, sehingga mengharuskan adanya pertukaran di rundown yang asalnya Eyehategod main terkahir ditukar dengan Jangar. Suara feedback guitar yang sudah menjadi ciri khas Eyehategod ketika tampil live seolah menjadi sebuah tanda bahaya bahwa penonton yang hadir pada malam itu akan dihajar telinganya oleh Mike Williams dkk. New Orleans Is The New Vietnam menjadi lagu pembuka dari Eyehategod di Gimme Shelter yang disambut okeh sing a long dan moshpit yang semakin memanas. Meskipun sudah tidak bisa dibilang muda lagi Mike, Garry, Aaron dan Paul tampil dengan penuh energi selama hampir 90 menit di tengah panasnya Gimme Shelter. Terakhir ada penampilan dari Jangar, tampil pada larut malam tidak membuat energi Gusten dkk melemah. Jangar menjadi penutup yang indah dimalam yang bersejarah ketika bisa melihat penampilan salah satu band legenda Eyehategod secara langsung.
Words, photos and video: Manno