MOVIE REVIEW: AFFLICTED (2013)

AFFLICTED
Sutradara: Derek Lee & Clif Prowse
Kanada (2013)

Review oleh Tremor

Sejak The Blair Witch Project (1999) berhasil berpura-pura mendokumentasikan pengalaman tersesat di dalam hutan, lahir gelombang film horor yang menggunakan teknik found-footage / POV sebagai alternatif menyegarkan bagi para pembuat film berbajet terbatas. Teknik ini semakin didukung dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan siapa pun bisa mengakses perangkat rekam videonya sendiri, dari mulai era handycam analog, digital camera, action cam, webcam, hingga ponsel. Kebanyakan film berteknik found-footage dengan plot dokumentasi pribadi memang bisa dibilang tidak terlalu bagus, bahkan umumnya cenderung terasa membosankan. Tapi ketika teknik ini dieksekusi dengan baik, hasilnya bisa menjadi sangat efektif terutama dalam mengubah adegan-adegan sederhana menjadi pengalaman POV yang intens, seperti yang bisa kita lihat dalam film-film semacam Rec (2007), Cloverfield (2008) hingga As Above, So Below (2014). Afflicted adalah salah satu film horror bergaya found-footage berbajet rendah yang menurut saya lumayan berhasil. Film ini dibuat oleh sepasang sahabat Derek Lee dan Clif Prowse di mana mereka menulis, menyutradarai, sekaligus menjadi aktor pemeran utamanya sambil tetap menggunakan nama mereka sendiri sebagai nama karakternya. Perlu dicatat bahwa Afflicted merupakan debut film fitur dari mereka berdua yang sebelumnya hanya membuat beberapa film pendek saja. Afflicted sepertinya adalah film yang lebih baik ditonton secara buta tanpa tahu apa-apa sebelumnya. Memang tidak ada kejutan besar dalam film ini, tetapi membiarkan alur Afflicted terkupas satu persatu secara alami akan membuat pengalaman menonton menjadi terasa lebih menyenangkan.

 

Plot Afflicted sangat sederhana. Derek didiagnosa menderita aneurisma otak, yaitu kelainan pada pembuluh darah otak dan terlalu beresiko untuk dioperasi. Ajal bisa menjemput Derek kapan saja, dan ia ingin menggunakan sisa hidupnya dengan melakukan apa yang ia cintai: travelling melihat dunia. Sahabatnya sejak kecil, Cliff, adalah seorang pembuat film dokumenter yang tidak akan membiarkan Derek berjalan-jalan seorang diri. Mereka pun memutuskan untuk backpacking bersama keliling dunia sambil mendokumentasikan setiap detail perjalanan dan mempostingnya di website. Saat mengunjungi Paris, Derek berkenalan dan berkencan dengan seorang perempuan asing di sebuah bar. Setelah menghabiskan malam berdua, perempuan tersebut menghilang secara misterius dan Derek ditemukan tidak sadarkan diri dengan beberapa luka aneh di tubuhnya. Namun Derek menolak pergi ke rumah sakit dan merasa baik-baik saja. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya di mana Derek mulai merasakan sesuatu yang tidak biasa pada tubuhnya. Ia tampak semakin lemah, tidak bisa makan, dan tubuhnya mulai bertransformasi menjadi sesuatu yang tidak pernah seorangpun bayangkan sebelumnya.

Jujur saja, secara pribadi saya selalu curiga sebelum menonton sebuah film found footage secara buta karena umumnya film-film semacam ini bisa menjadi tontonan yang sangat membosankan dan saya harus rela membuang-buang waktu saya. Untungnya hal tersebut tidak terjadi pada Afflicted. Sejak babak pertamanya, film ini berhasil menangkap perhatian penonton dan membuat kita bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Semua bisa saja mudah ditebak, tapi intinya bukanlah soal itu, melainkan apakah film ini berhasil menghibur atau tidak. Jawabannya, iya, film ini sangat menghibur dan tidak terasa membosankan. Satu hal lain yang biasanya saya benci dari film bergaya found-footage adalah kecenderungan pembuat film untuk tidak menunjukkan aksi di layar karena pemegang kamera panik. Biasanya ada terlalu banyak goncangan kamera ketika adegan-adegan menyeramkan dan menegangkan mulai terjadi. Dan rasanya memang tidak logis kalau seseorang yang sedang sangat ketakutan dan shock masih saja terus menyorotkan kameranya dengan sempurna. Alasan yang lebih teknis mungkin adalah karena bajet mereka tidak cukup untuk menciptakan adegan yang melibatkan special effect mahal. Untungnya kelemahan gaya found footage seperti ini tidak banyak ditemukan dalam Afflicted. Derek dan Clif cukup cerdik menangani hal tersebut dengan cara menciptakan plot bahwa karakter Clif adalah seorang pembuat film dokumenter yang memiliki peralatan lengkap yang mendukung, salah satunya berupa strap-on kamera yang dipasang pada badan depan. Ini memungkinkan mereka untuk memfilmkan semuanya, sepanik apapun mereka, bahkan dalam adegan-adegan menegangkannya di mana orang normal manapun tidak akan terpikir untuk terus menyorotkan kamera. Derek dan Clif juga berhasil memberi alasan kuat yang masuk akal untuk selalu mengaktifkan kamera, karena sejak awal rekaman-rekaman ini memang ditujukan sebagai sebuah buku harian perjalanan. Selanjutnya, saya pikir cukup masuk akal juga kalau mereka ingin terus mendokumentasikan apa yang terjadi pada Derek sejak ia mulai bertransformasi, karena apa yang Derek alami bukanlah hal yang wajar dan layak untuk didokumentasikan. Namun, seperti film-film found footage lainnya, selalu ada ketidaklogisan teknis seperti misalnya bagaimana baterai kamera bisa bertahan sebegitu lamanya, dan memang sebaiknya kita abaikan persoalan tersebut supaya bisa lebih menikmati film seperti ini.

Kamera yang dipasang pada tubuh dengan strap-on memberi efek yang sangat fantastis ketika banyak adegan action mulai terjadi di dalam film, dan bagian inilah yang paling saya suka dari Afflicted. Tidak ada goncangan kamera hebat yang terlalu mengaburkan apa yang sedang terjadi. Dari semua adegan action yang ada, favorit saya adalah sequence kejar-kejaran dan penyerangan dalam kondisi gelap ketika plotnya mulai melibatkan anggota SWAT. Rasanya seperti menonton seseorang bermain video game first person shooter. Sequence ini sangat mengesankan sekaligus menyegarkan karena akhirnya ada aksi yang bisa benar-benar dilihat dalam film bergaya found-footage dengan sudut pandang orang pertama. Bagi saya 20 menit terakhir film ini merupakan bagian terbaik Afflicted, sekaligus bukti bahwa Derek dan Clif mengerjakan film ini dengan sangat baik, penuh dedikasi, sambil tetap bersenang-senang.

Untuk ukuran film berbajet rendah, special effect yang ada dalam Afflicted juga dikerjakan dengan cukup baik, dari mulai makeup hingga efek adegan action yang berdarah-darah. Memang ada beberapa sentuhan CGI di dalamnya, tapi rasanya sama sekali tidak mengganggu. Faktor lain mengapa film ini cukup berhasil menurut saya adalah karakter Derek dan Clif yang cukup mudah untuk disukai. Meskipun mereka adalah pembuat film, namun kemampuan acting mereka juga perlu diacui jempol, lengkap dengan chemistry persahabatan yang terasa natural, karena mereka berdua memang sahabat di dunia nyata. Sebagai sebuah film debut independen berbajet rendah, Afflicted sangat impresif dan berhasil menjaga kualitasnya hingga selesai. Derek dan Clif adalah dua pembuat film yang berbakat dan mereka benar-benar menggunakan kesempatan ini untuk memamerkan semua ide kreatif yang mereka miliki dalam produksi film ini. Saya pribadi cukup terhibur dengan film ini, dan saya pikir siapapun yang menyukai gaya found-footage perlu menontonnya.