MOVIE REVIEW: INFESTED / VERMINES (2023)

INFESTED / VERMINES
Sutradara: Sébastien Vanicek
Perancis (2023)

Review oleh Tremor

Infested adalah debut film fitur horror dari sutradara Sébastien Vanicek asal Perancis yang sebelumnya hanya pernah membuat beberapa film pendek saja. Sebelum saya memulai tulisan ini, saya merasa perlu untuk memberi peringatan kalau Infested sangat tidak direkomendasikan bagi mereka yang memiliki rasa takut terhadap laba-laba / penderita arachnophobia, karena ada banyak sekali laba-laba dalam Infested. Film horor ini jelas akan menantang para penderita arachnophobia hingga ke batas maksimal rasa takut mereka. Rasa takut terhadap laba-laba sendiri merupakan jenis ketakutan yang cukup umum dan sangat cocok untuk diolah menjadi film horor. Tentu ini bukan pertama kalinya hewan arthropoda dijadikan sumber teror dalam genre horor. Film horror laba-laba mungkin perlu menjadi subgenre horor tersendiri yang diwakili oleh film-film seperti Tarantula (1955), Kingdom of the Spiders (1977), Arachnophobia (1990), hingga Eight Legged Freaks (2002). Namun horor laba-laba sudah lama dilupakan. Itulah yang membuat Infested terasa begitu menyegarkan untuk tahun 2024, di tengah banyaknya film-film horor supranatural dirilis dalam beberapa tahun ke belakang. Beberapa bulan setelah Infested dirilis, ada satu film horor baru lain yang sama-sama menggunakan laba-laba sebagai sumber terornya, yaitu film Australia berjudul Sting (2024). Saya berharap film-film semacam ini bisa sedikit mengingatkan para penonton dan pembuat film horor lokal bahwa film horor yang efektif tidak harus selalu berkaitan dengan hantu dan iblis saja.

Kaleb adalah seorang pemuda miskin yang tinggal dengan saudara perempuannya di sebuah bangunan rumah susun kumuh yang dihuni para imigran. Sebelumnya Kaleb dikenal sebagai seorang pencuri kelas teri sekaligus pengedar narkoba jalanan. Namun kini ia telah meninggalkan masa lalu gelapnya dan mencoba bertahan hidup dengan berjualan sepatu secara jujur. Kaleb memiliki hobi memelihara hewan-hewan merayap eksotis dan langka, dari mulai kalajengking hingga lipan, yang ia simpan dalam aquarium-aquarium di kamarnya. Suatu hari ia melihat seekor laba-laba langka dijual di sebuah toko. Dengan penuh antusias Kaleb segera membeli dan membawa laba-laba itu pulang. Namun penonton tahu kalau ini bukanlah laba-laba biasa, karena dalam prolog film ini kita sudah menyaksikan bagaimana sekelompok penyelundup hewan langka mencoba menangkap laba-laba mematikan yang hidup di padang pasir timur tengah. Untuk sementara, Kaleb menaruh laba-laba tersebut dalam kotak sepatu karena ia belum menyiapkan aquarium yang layak. Tanpa sepengetahuannya, laba-laba kecil tersebut berhasil melarikan diri dari kotak sepatu dan mulai berkembang biak melahirkan lebih banyak lagi laba-laba dengan kecepatan pertumbuhan yang mengerikan. Setelah salah satu penghuni gedung meninggal secara mengerikan akibat gigitan laba-laba, seisi gedung segera dikarantina oleh polisi, berjaga-jaga kalau penyebab kematiannya adalah penyakit menular. Tak butuh waktu lama hingga setiap lorong dan saluran udara dalam bangunan rumah susun dipenuhi oleh laba-laba mematikan yang terus berlipat ganda dan tumbuh hingga berukuran tidak wajar. Kini Kaleb dan teman-temannya terperangkap di dalam gedung dan harus mencari cara untuk tetap bertahan hidup dari teror ribuan laba-laba.

Infested memang dimulai agak lambat untuk memperkenalkan Kaleb serta dinamika relasinya dengan karakter-karakter penghuni lain di dalam gedung, termasuk sedikit drama tentang persahabatan dan momen-momen menyentuh yang berkaitan dengan itu. Namun sejak laba-laba yang dibeli Kaleb melarikan diri, film ini segera mengubah kecepatannya menjadi sebuah film horror yang sangat intens. Pada dasarnya plot Infested cukup sederhana. Karena itu, film ini bisa lebih banyak berfokus pada adegan-adegan menegangkan, dan mungkin sangat mengerikan bagi penonton yang membenci laba-laba. Ada banyak sekali momen yang bisa membuat penonton gelisah, namun dengan cara yang menyenangkan. Meskipun laba-laba dalam Infested pada akhirnya terus bertumbuh hingga berukuran sangat besar, namun bagi saya momen-momen mengerikan justru lebih banyak terasa ketika mereka masih berukuran kecil dan berjumlah banyak. Bayangkan adegan-adegan seperti laba-laba yang tiba-tiba muncul dan berlari dengan cepat di atas lengan ke awarh wajah, ataupun adegan ratusan bayi laba-laba yang tiba-tiba berhamburan. Mereka yang takut dengan laba-laba mungkin akan mulai memeriksa handuk yang mereka gantung atau isi sepatu mereka setelah menonton Infested. Bahkan ada satu momen di mana laba-laba bertelur berkembang biak di dalam rongga mulut jasad korbannya. Semua adegan ini adalah jumpscare yang sangat efektif karena Sébastien Vanicek banyak menggunakan rasa takut alami dari penontonnya.

Semua adegan yang melibatkan laba-laba dalam Infected dibuat dengan sangat baik dan tampak realistis, terutama sebelum mereka tumbuh hingga berukuran raksasa. Saya sempat menduga kalau seluruh laba-laba dalam film ini dibuat menggunakan special effect CGI yang sangat meyakinkan. Ternyata saya salah. Mengapa semua laba-laba dalam film ini terlihat begitu realistis adalah karena Sébastien Vanicek benar-benar menggunakan sekitar 200 ekor spesies laba-laba jenis giant huntsman sungguhan, dan baru menggunakan CGI untuk laba-laba yang berukuran sangat besar, yang sayangnya justru terasa tidak seseram saat mereka masih berukuran kecil. Namun saya pikir siapapun yang berhasil melibatkan hewan liar sebagai bagian dari produksi sebuah film sangat perlu diapresiasi karena mengarahkan laba-laba di depan kamera tentu bukanlah perkara mudah.

Bagian terbaik dari Infested menurut saya ada pada babak pertama dan keduanya yang penuh dengan teror claustrophobic dan tingkat intensitas tinggi yang mendebarkan, bahkan untuk saya yang pada dasarnya tidak memiliki rasa takut terhadap laba-laba. Saya sangat menikmati ketegangan film ini. Sayangnya kelemahan terbesar Infested mulai muncul dalam babak ketiga serta klimaksnya yang penuh aksi. Karakter-karakter yang mengambil keputusan buruk adalah hal umum dalam film horor dan seringkali bisa kita maklumi. Sayangnya, keputusan terburuk dalam klimaks Infested agak perlu dipertanyakan, karena aksi yang dilakukan Mathys, sahabat Kaleb, adalah hal yang alih-alih menyelamatkan teman-temannya, justru sebenarnya semakin membahayakan. Tidak ada jaminan teman-teman Mathys akan selamat karena keputusannya tersebut, dan ajaibnya, mereka tetap selamat. Yang paling buruk lagi adalah adegan konfrontasi final Kaleb dengan laba-laba yang berukuran paling besar di dalam film, yang sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai konfrontasi. Adegan ini adalah adegan yang terasa sangat antiklimaks setelah beberapa menit sebelumnya kita diperlihatkan banyak aksi heroik dan tembak-tembakan. Saya paham, mungkin laba-laba raksasa tersebut adalah ratu laba-laba yang pertama dibeli oleh Kaleb, namun saya pikir monster seperti itu seharusnya tidak perlu memiliki moral balas budi layaknya manusia. Hal ini justru sedikit merusak kengerian karakteristik laba-laba kejam yang telah dibangun sejak awal. Keputusan konyol Mathys serta adegan “konfrontasi” final Kaleb dengan laba-laba raksasa memberi kesan seakan-akan penulisnya kebingungan sendiri mencari cara agar Kaleb dan teman-temannya bisa keluar dari gedung rumah susun. Namun karena sebagian besar dari film Infested begitu intens dan saya sangat terkesan dengan bagaimana Sébastien Vanicek membangun ketegangan, saya segera memaklumi kelemahan dalam klimaksnya.

Sebelum menonton Infested, saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa sebuah film membuat hewan laba-laba terasa bagaikan teror maksimum seperti ini, dan Infested melakukannya dengan sangat baik. Sebagai sebuah karya debut, Infested adalah film horor yang brilian, sangat efektif, ditulis dengan cukup baik, diperankan dengan bagus oleh para aktornya, dan semua karakternya juga menyenangkan. Sutradara Sébastien Vanicek sepertinya sangat memahami bagaimana cara memancing rasa takut alami dan rasa tidak nyaman penonton dengan cara yang menyenangkan tanpa memerlukan satupun adegan sadis. Meskipun bagian finalnya agak terlalu berlebihan dan antiklimaks, Infested tetaplah film horor laba-laba terbaik yang pernah saya tonton. Menurut saya, film ini akan menjadi pengalaman yang jauh lebih menyenangkan kalau ditonton beramai-ramai dengan teman-teman untuk melihat bagaimana reaksi satu sama lain setiap kali laba-laba memberi kejutan di dalamnya.