MOVIE REVIEW: WOLF CREEK (2005)

WOLF CREEK
Sutradara: Greg McLean
Australia (2005)

Review oleh Tremor

Australia dan film horor memiliki sejarah yang cukup rumit karena ketatnya badan sensor hingga tahun 70-an. Meskipun badan sensor Australia sudah tidak terlalu ketat lagi sejak awal tahun 80-an, namun film-film horor Australia tetap jarang berhasil mencapai kesuksesan komersilnya. Semua itu berubah ketika film Wolf Creek dirilis pada tahun 2005. Film backwoods / survival horor independen yang ditulis sekaligus disutradarai oleh Greg McLean sebagai debut film fiturnya ini mendapat kesuksesan komersial domestik yang kemudian berhasil memantik gairah para pembuat film horor Australia kembali berkobar. Setelah itu, berbagai film horor Australia berkualitas pun mulai bermunculan dan menarik perhatian dunia di setiap dekadenya, dari mulai Lake Mungo (2008), The Loved Ones (2009), The Babadook (2014), Killing Ground (2016), Relic (2020), hingga Talk To Me (2023). Ide cerita Wolf Creek sendiri terinspirasi dari banyak kasus hilangnya backpacker di kawasan outback Australia sepanjang tahun 90-an hingga awal 2000-an. Outback merupakan kawasan fauna pedalaman gersang khas Australia yang tidak berpopulasi selain untuk keperluan pertambangan, dan kawasan ini mengambil porsi paling luas dari keseluruhan benua Australia. Peristiwa spesifik yang menjadi inspirasi utama Wolf Creek adalah kasus pembunuhan seorang turis Inggris bernama Peter Falconio dan kekasihnya Joanne Lees yang diserang dan diculik di kawasan outback utara Australia pada tahun 2001. Tepat ketika film Wolf Creek hendak dirilis tahun 2005, pengadilan menetapkan seorang bernama Bradley John Murdoch sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Falconio. Wolf Creek memang dipasarkan dengan embel-embel “terinspirasi dari peristiwa nyata” karena alasan itu. Namun keseluruhan cerita dan karakter dalam Wolf Creek adalah murni fiksi dan sama sekali tidak berdasarkan pada apa yang benar-benar terjadi atas Falconio dan kekasihnya.

Meskipun Wolf Creek adalah film yang berhasil memantik kebangkitan horor Australia, tapi pada dasarnya film ini memiliki plot yang sangat klise untuk ukuran genre backwoods / survival horor. Dua turis perempuan asal Inggris Liz dan Kristy memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju kawasan taman nasional kawah Wolf Creek bersama satu teman laki-laki Australia yang baru mereka kenal bernama Ben. Di sana mereka akan hiking menuju kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman meteor ribuan tahun yang lalu. Seperti yang biasa terjadi dalam film backwoods horror, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan penduduk lokal yang tidak ramah di sebuah pom bensin di tengah gurun. Setelah menghabiskan waktu di kawah Wolf Creek, mereka menemukan jam tangan dan mobil mereka rusak, memaksa ketiganya harus bermalam di dalam mobil di tengah antah berantah. Mereka terbangun ketika sebuah truk datang, dikendarai oleh seorang mantan pemburu yang sangat ramah bernama Mick. Dengan senang hati Mick menawarkan bantuannya. Setelah memeriksa mobil Ben, Mick menawarkan untuk mendereknya ke tempat ia tinggal, karena ia tidak membawa semua peralatan yang diperlukan untuk mereparasi mobil Ben. Tak memiliki pilihan lain, Ben dkk pun setuju. Mick tinggal di sebuah kawasan bekas tambang yang terbengkalai yang cukup jauh dari Wolf Creek. Di sana, mereka bertukar cerita di depan api unggun dengan suasana yang masih terasa menyenangkan. Ben dan kedua teman perempuannya pun mulai tertidur ketika Mick mulai memperbaiki mobil Ben. Namun bantuan ini berubah menjadi mimpi buruk ketika Liz terbangun dalam keadaan terikat di dalam sebuah ruangan.

Premis seperti ini memang mengerikan karena bisa saja terjadi pada siapapun di dunia nyata. Namun sayangnya premis horor yang efektif ini telah digunakan puluhan, bahkan mungkin ratusan kali dalam banyak sekali film backwoods horror sebelumnya, menjadikan tidak ada hal baru dalam pengalaman menonton Wolf Creek. Bicara soal plot, Wolf Creek berjalan sedikit lambat dalam babak pertamanya dengan tujuan memperkenalkan para karakternya. Sayangnya ketiga karakter yang diperkenalkan di babak pertama tidak benar-benar dikembangkan. Penonton tetap tidak merasakan koneksi dengan Ben, Kristy dan Liz, membuat kita tidak terlalu cemas ketika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka. Satu-satunya karakter dalam Wolf Creek yang memiliki pengembangan paling jelas justru ada pada antagonisnya, Mick Taylor, di mana penonton bisa mengetahui latar belakang Mick dan jelas ia adalah seseorang dengan gangguan jiwa yang cukup serius. Aktor John Jarratt yang memerankan Mick adalah bintang dari Wolf Creek sesungguhnya, karena ia bekerja dengan brilian sebagai seorang pembunuh berantai psikopat, membuat karakternya yang sadis menjadi lebih menarik dibanding para protagonisnya.

Sebagai film horor dengan plot penculikan dan penyiksaan terhadap para turis, Wolf Creek tentu memiliki beberapa adegan sadis. Apalagi Mick adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Namun untungnya Wolf Creek tidak pernah terjerumus menjadi sebuah film torture porn ala Hostel (2005). Visual-visual kekerasan dalam film ini tidak diperlihatkan secara gamblang dan berlebihan. Gore dalam Wolf Creek justru terasa cukup ringan kalau dibandingkan film-film torture porn yang sedang naik daun ketika Wolf Creek dirilis. Meskipun tidak terlalu terlalu brutal secara graphic, tetap saja ada beberapa adegan yang membuat ngilu, salah satunya dalam adegan “head on a stick”.

Wolf Creek adalah sebuah proyek yang memperlihatkan keterampilan sutradara Greg McLean yang cukup menjanjikan, di mana ia melakukan pekerjaan yang cukup bagus lewat pengarahan yang baik serta beberapa adegan horor yang layak diapresiasi sebagai sebuah debut. Namun berbeda dengan kemampuan penyutradaraannya, penulisan McLean dalam Wolf Creek masih terasa agak lemah. Wolf Creek sebenarnya memiliki banyak potensi dan bisa saja dikembangkan ke arah yang berbeda dan lebih kreatif. Sayangnya film ini terasa terlalu generik sebagai film backwoods horror, tanpa ada hal yang terasa baru bagi para penonton horor yang sudah terlalu banyak menonton film backwoods horror dengan premis serupa. Beberapa hal yang membedakan Wolf Creek dari film sejenis juga tidak terlalu berkesan, diantaranya adalah sedikit unsur kejar-kejaran mobil pada babak ketiganya. Terlepas dari semua kelemahannya, Wolf Creek tetap berhasil merebut hati banyak orang dan menjadi franchise tersendiri dengan dirilisnya Wolf Creek 2 (2013) serta serial TV spin-off-nya pada tahun 2016.